Kanker Payudara
DEFINISI
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Terdapat beberapa
jenis kanker payudara:
1. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada
pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar
dari tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan
karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause.
Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker
ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi).
Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat
secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma
duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak
terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi
yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma
lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang
sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
4. Kanker invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan
merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik
(menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif
adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
6. Karsinoma tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor
resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60
tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara.
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker
invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah
payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang
sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal.
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam
terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang
mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita
kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam
terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal
juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi
selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan
hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel
yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang
pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya
jumlah saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia
atipik).
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia
55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin
dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker
payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum
usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama.
Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita
kanker payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara,
yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum
diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan.
Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga
sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika
pemakaiannya lebih lama.
8. Obesitas pasca menopause.
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.
Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara
kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
9. Pemakaian alkohol.
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
10. Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk
industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki
resiko tinggi menderita kanker payudara.
12. Penyinaran.
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada
masa kanakkanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan
kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
GEJALA
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda
dari jaringan payudara di
sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran
yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan
bisa digerakkan dengan mudah di Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat
pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa
terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit
diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
·
Benjolan
atau massa di ketiak
·
Perubahan
ukuran atau bentuk payudara
·
Keluar
cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning
·
sampai
hijau, mungkin juga bernanah)
·
Perubahan
pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola
·
(daerah
berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
·
Payudara
tampak kemerahan
·
Kulit
di sekitar puting susu bersisik
·
Puting
susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
·
Nyeri
payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
· Pada stadium lanjut
bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi
kulit.
Penyaringan
Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu
sangat penting untuk melakukan penyaringan.
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu
yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang
paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi.
Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara
rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
2. Mammografi.
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan
daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita
yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50
tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
3. USG payudara.
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan)
dengan benjolan padat.
4. Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada
payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin,
perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan
kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara
kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu
berkerut.
Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini
maka akan lebih mudah untuk menemukan
perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke
arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran
dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan
kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jarijari tangan secara memutar
(membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar
payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara
perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang
sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya
dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar
cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri
dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu
kiri dan lengan kiri ditarik
ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan
kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan
bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara
dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah
dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan
dan kulit lebih licin.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik
dan hasil pemeriksaan berikut:
·
Biopsi
(pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan
mikroskop)
·
Rontgen
dada
·
Pemeriksaan
darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker
·
Skening
tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah bening)
Mammografi
·
USG
payudara.
Staging (Penentuan
Stadium Kanker)
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up
dan menentukan prognosis. Staging kanker payudara (American Joint
Committee on Cancer):
·
Stadium
0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam
jaringan payudara yang normal
·
Stadium
I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
·
Stadium
IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
·
Stadium
IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak
·
Stadium
IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke struktur
lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak
·
Stadium
IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau
ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding
dada dan tulang dada
·
Stadium
IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati,
tulang atau paru-paru. Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis:
·
Jenis
sel kanker
·
Gambaran
kanker
·
Respon
kanker terhadap hormon Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh
secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause.
·
Ada
atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.
PENGOBATAN
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara
menyeluruh terhadap kondisi
penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya
terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat
hormon. Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat
pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi
(kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembanganbiak dengan cepat
atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi
kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan
sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir
selalu meliputi pembedahan
(yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk
mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan,
pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau
pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal
di sekitarnya).
Pembedahan breast-conserving
1.
Lumpektomi
: pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di
sekitarnya
2.
Eksisi
luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di
sekitarnya yang lebih banyak
3.
Kuadrantektomi
: pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya
memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama
dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya
efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak
lama. Kulit tampak merah atau melepuh. Mastektomi
1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi
otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk
menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika
otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh. Prosedur ini
biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar
ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan
breast-conserving, kanker sering kambuh.
2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau
modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan
menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan
lainnya diangkat. Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan
sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar
getah bening di sekitarnya. Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam
kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat
hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari
1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar
dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah
tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum
pembedahan. Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam
pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani
mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara). Hanya 25% karsinoma lobuler
yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita yang memilih
untuk tidak menjalani pengobatan. Jika penderita memilih untuk menjalani
pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu
tumbuh pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler. Jika penderita
menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon
yaitu tamoxifen. Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita
karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan. Banyak juga
penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi
penyinaran. Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius
meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat,
merah dan membengkak. Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi
penyinaran. Rekonstrusi payudara Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan
implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh
lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga
dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah
dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi
keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang
masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali
diberikan segera setelah pembedahan dan
dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan
ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian
beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal.
Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat
menyembuhkan kanker payudara. Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual,
lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut
yang sifatnya sementara. Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena
adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6
kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi,
tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama
beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan
perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa
diberikan sebagai terapi lanjutan setelah
pembedahan. Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan
esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon
(misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung
serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak
mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat
menopause.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Bagian tubuh yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang,
kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut
dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluhpuluh tahun setelah kanker
terdiagnosis dan diobati. Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi
tidak menunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari
pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala
(misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk. Jika penderita merasakan nyeri,
diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel
kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka
dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling
efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
·
kanker yang didukung oleh estrogen
·
penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih
dari 2 tahun setelah
terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa
penderita. Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang
berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen
dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan pertama.
Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa
dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi
penyinaran untuk menghancurkan ovarium. Jika kanker mulai menyebar kembali
berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian obat penghambat hormon,
maka digunakan obat penghambat hormon yang lain. Aminoglutetimid adalah obat
penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat
kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya
diberikan pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone
alami oleh tubuh.
Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide,
doxorubicin, paclitaxel, dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini
seringkali digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon.
PROGNOSIS
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik
untuk menentukan prognosis
penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker
payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
·
95%
untuk stadium 0
·
88%
untuk stadium I
·
66%
untuk stadium II
·
36%
untuk stadium III
·
7%
untuk stadium IV.
PENCEGAHAN
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan.
Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan
gaya hidup secara umum
bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan
diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan
jika masih pada stadium dini. SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan
mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi
kanker secara dini. Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang
terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan
raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara. tamoxifen
telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani
pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa digunakan pada wanita yang
memiliki resiko sangat tinggi. Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk
mengangkat salah satu atau kedua payudara
dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita
yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya
telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita
kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53,
BRCA1 atauk BRCA 2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar